Penanaman Terumbu Karang

Belasan Komunitas Dukung Gerakan Bersama Penanaman Terumbu Karang

Suasana kegiatan menanam terumbu karang di Pantai Wisata Reklamasi, Fakfak
Suasana kegiatan menanam terumbu karang di Pantai Wisata Reklamasi, Fakfak

Belasan Komunitas, dari komunitas lingkungan, pendidikan, pecinta klub sepakbola hingga klub motor, Sabtu (10/11) turut ambil bagian dalam kegiatan yang bertajuk Gerakan Bersama Penanaman Terumbu Karang, yang digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Fakfak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Fakfak, Abdul Rengen memberikan paresiasi yang tinggi, atas kepedulian berbagai komunitas di Fakfak, yang turut serta peduli pada lingkungan laut, utamanya terumbu karang yang kondisinya semakin memprihatinkan.

“Tujuan kegiatan yang dilaksanakan di area pantai wisata reklamasi ini ialah, sebagai upaya penyelamatan lingkungan, akibat dampak reklamasi dan komitmen bersama pemerintah dan masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan,” ujar Abdul Rengen. “Mari kita jaga, sebab trumbu karang ini hanya tumbu sekitar 1 cm setiap tahunnya. Jadi kalau rusak, sangat sulit untuk pemulihannya,” imbuhnya.

Sekitar 176 peserta kegiatan ini, mengikat terumbu karang pada rangkaian kerangka besi, dan selanjutnya, dengan perahu membawa bibit terumbu karang tersebut ke laut dan ditanam pada posisi sedalam lebih kurang 7 meter, di dasar laut.

Terumbu karang sendiri adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas anthozoa tersebut terdiri dari dua subkelas yaitu hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, morfologi dan  fisiologi

Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu. salinitas sedimentasi, eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami. Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal. (wah)

 
Sumber : INFOFAKFAK.COM

Author: admin